Giliran 29 Mahasiswa Crash Program D3 Akpar Majapahit Praktik Meracik Minuman Sesuai ”Costing Beverage”
GILIRAN 29 mahasiswa Crash Program D3 Akpar Majapahit, yang mengambil mata kuliah Costing Beverage praktik membuat minuman non alkohol maupun beralkohol di mini bar kampus lantai 4 Gedung Graha Tristar selama dua pekan, sejak Senin (09/05/2016) hingga Kamis (19/05/2016).
Praktik meracik minuman yang mengacu pada aspek Costing Beverage tersebut diajarkan oleh Agus J. Mulyana, dosen luar biasa Food & Beverage (F&B) Product(termasuk Bartending) Akpar Majapahit.
Mahasiswa yang praktik membuat minuman itu dibagi lima kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 mahasiswa, setiap kelompok diminta membuat dua jenis minuman sesuai standard recipe seperti yang biasa diaplikasikan di hotel berbintang. Kreasi minuman hasil racikan mahasiswa itu nantinya yang akan dinilai dosen.
Sebelum mengikuti praktik tersebut, mahasiswa telah dibekali pengetahuan seputar pembuatan minuman –non alkohol maupun alkohol—berdasarkan perhitungan penjualan dan penentuan pasar (Costing Beverage) melalui pendekatan Food Engineering System.
Setiap kelompok menyodorkan nama minuman yang akan dibuat berikut bahan-bahannya. Sebelum praktik membuat minuman yang mengacu pada Costing Beverage, mereka lebih dulu order bahan minuman di store (Toko 9), kemudian menghitung harga dasar minuman, harga jual dan profit margin-nya.
Kelompok 1, misalnya, membuat dua resep minuman beralkohol, Perfect Bailys Cocktail dan White Russian. Setelah menghitung harga bahan sesuai standard recipe, harga jual Perfect Bailys Cocktail dipatok Rp 118 ribuan.
Tingginya harga Perfect Bailys Cocktail itu karena dipicu oleh mahalnya harga bahan baku terutama Smirnoff vodka dan bailys original, sedangkan harga minuman kedua, White Russian, hanya dibandrol Rp 96 ribuan dengan bahan baku utamanya kahlua.
Selanjutnya kelompok 2, praktik meracik dua resep minuman Ramos Fizz dan Classic Margarita. Setelah menghitung harga bahan-bahannya sesuai standard recipe, diperoleh harga jual Ramos Fizz Rp 150 ribuan dan Classic Margarita dipatok Rp 32 ribuan. Tingginya harga Ramos Fizz karena didorong oleh mahalnya harga bahan baku terutama gin, sedangkan Classic Margarita bahan utamanya tequila contreaw.
Sementara itu, kelompok 3 menyodorkan dua resep minuman andalannya, yakni Absolute Heaven dan Camaro yang masing masing dibandrol Rp 160 ribuan dan Rp 120 ribuan per gelasnya.
Berikutnya adalah kelompok 4, anggotanya terdiri dari Wisnu Suma Wiguna, Mila Fitriana, Sherly Monica, R. Meidiana Nurhasanah Kusuma (Dina), Widya Budi Lestari dan Nadia Syazawati Salwa.
Mereka meracik dua resep minuman unggulannya yakni Kiwi Gin dan Blue Margarita. Setelah bahan-bahannya dihitung sesuai standard recipe, maka kelompok 4 memutuskan harga jual Kiwi Gin sekitar Rp 180 ribuan dan Blue Margarita dibandrol sekitar Rp 450 ribuan.
”Tingginya harga jual kedua minuman beralkohol tersebut karena dipengaruhi oleh mahalnya harga bahan baku seperti gin, buah kiwi, tequila,” kata Mila Fitriana kepada kru www.culinarynews.info, di mini bar kampus, Kamis (19/05/2016) siang.
Kepada kru www.culinarynews.info, dosen luar biasa Food & Beverage(F&B) Product (termasuk Bartending) Akpar Majapahit Agus J. Mulyana kembali menjelaskan, praktik meracik minuman yang dilakukan 29 mahasiswa Crash Program D3 Akpar Majapahit ini untuk mengaplikasikan pengetahuan seputar pembuatan minuman berdasarkan standard recipe serta perhitungan penjualan dan penentuan pasar (Costing Beverage) melalui Food Engineering System.
”Tujuan dari praktik Costing Beverage ini untuk mengetahui hasil penjualan minuman baik secara harian, mingguan maupun bulanan dengan melalui standard recipe yang sudah disiapkan formulirnya (fotokopian) oleh dosen,” terang praktisi yang sudah berpengalaman di Departemen F&B Product sejumlah hotel berbintang di Jawa Timur dan Bali.
Di form standard recipe --yang dibagikan kepada setiap mahasiswa-- ini ada kolom-kolom yang berisi tentang rincian bahan pembuatan minuman, harga satuan bahan, metode pembuatannya, informasi gelas yang dipakai, foto produk minuman setelah diracik, berikut rumusan perhitungan harganya.
”Standard recipe ini merupakan resep baku yang biasa diaplikasikan di sebuah hotel berbintang, head bartender atau bartenderyang bertanggung jawab atas operasional sebuah bar,” kata Agus yang juga dikenal sebagai Konsultan Café & Resto ini kepada kru www.culinarynews.info di sela mendampingi mahasiswa praktik membuat minuman yang mengacu pada aspek Costing Beverage di Mini Bar Kampus Akpar Majapahit, kemarin siang.
Berdasarkan data-data yang tersaji di formulir standard recipe itu, masing-masing kelompok mahasiswa bisa menghitung berapa harga dasar minuman, berapa harga jual dan bagaimana menghitung profit margin-nya atas minuman yang dijualnya tersebut. Rumus untuk menghitung profit margin juga sudah tercantum dengan jelas di form standard recipe sehingga informasi itu sangat membantu mahasiswa dalam Costing Beverage.
Dengan memahami Costing Baverage, seorang bartender bisa menyajikan minuman yang memenuhi standard recipe, harganya relatif terjangkau sehingga memuaskan tamu yang memesan minuman di bar tersebut, sedangkan pihak pengelola bar juga mendapatkan profit margin atas minuman yang dijual kepada tamu.
Dengan dasar itu, maka pekerjaan bartender adalah membuat minuman sesuai orderan tamu dan harus sesuai dengan standar perusahaan serta memberikan kepuasan kepada tamu semaksimal mungkin.
Pasalnya, dalam Food Engineering System, yang telah diaplikasikan di hotel-hotel berbintang terutama hotel bintang lima, rekayasa menu mulai pembuatan, tampilan, volume (isi), desain sampai penjualan itu merupakan sebuah keniscayaan dan sudah termasuk dalam Standard Operation Procedure (SOP).
”Nah dengan uraian ini, saya mengajak mahasiswa yang saat ini belajar sekaligus praktik Costing Beverage melalui Food Engineering System semakin tahu bagaimana kerja di industri pariwisata dan perhotelan terutama dalam operasional sebuah bar,” terang Agus J. Mulyana.
Anda tertarik belajar Costing Beverageseperti yang diajarkan kepada mahasiswa Crash Program D3 Akpar Majapahit dan ingin bergabung bersama civitas akademika Akpar Majapahit, silakan menghubungi Tim Marketing Akpar Majapahit, Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya, Telp. (031) 8433224-5, 085733691648, 082330853725, PIN BB 28CCC1E0, sekarang juga. (ahn)
The effectiveness of IEEE Project Domains depends very much on the situation in which they are applied. In order to further improve IEEE Final Year Project Domains practices we need to explicitly describe and utilise our knowledge about software domains of software engineering Final Year Project Domains for CSE technologies. This paper suggests a modelling formalism for supporting systematic reuse of software engineering technologies during planning of software projects and improvement programmes in Project Centers in Chennai for CSE.
ReplyDeleteSoftware management seeks for decision support to identify technologies like JavaScript that meet best the goals and characteristics of a software project or improvement programme. JavaScript Training in Chennai Accessible experiences and repositories that effectively guide that technology selection are still lacking.
Aim of technology domain analysis is to describe the class of context situations (e.g., kinds of JavaScript software projects) in which a software engineering technology JavaScript Training in Chennai can be applied successfully